Kamis, 21 Juli 2011

Tujuan Pendidikan Jasmani


02.42 |

Apakah tujuan pendidikan jasmani? Mungkin ada yang berpendapat, tujuannya adalah hanya untuk meningkatkan keterampiloan siswa untuk berolahraga. Mungkin pula kawan anda yang lain mengatakan tujuannya agar anak mencapai taraf kesehatan yang memuaskan. Atau ada pula yang berpendapat, kegiatan itu untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Semuanya benar. Namun pendapat itu kurang lengkap, sebab masih ada lagi tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya. Tujuannya bersifat menyeluruh (holistic).
Pendidikan jasmani itu adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli sepakat, bahwa pendidikan jasmani merupakan “alat” untuk membina anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat disepanjang hayatnya. Tujuan ini akan dicapai melalui penyediaan pengalaman langsung dan nyata berupa aktivitas jasmani.
Aktivitas jasmani itu dapat berupa permainan atau olahraga yang terpilih. Kegiatan itu bukan sembarang aktivitas, atau bukan pula hanya sekedar berupa “gerak badan” yang tidak bermakna. Karena itu, kegiatan yang terpilih itu merupakan pengalaman belajar yang memungkinkah berlangsungnya proses belajar. Aneka aktivitas jasmani atau gerak insani itu dimanfaatkan untuk mengembangkan kepribadian anak secara menyeluruh. Karena itu para ahli sepakat bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani.
Mengapa pendidikan jasmani diajarkan di sekolah? Disinilah banyak orang yang salah mengerti. Orang awam berpendapat pendidikan jasmani lebih menekankan pembinaan keterampilan fisik. Yang sebenarnya tentu tidak demikian. Tujuan ideal adalah bahwa program pendidikan jasmani itu bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aaspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, social, dan moral dengan maksud kelak anak muda itu menjadi seseorang yang percaya diri, disiplin, sehat, bugar dan hidup bahagia.
Jadi secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
• Mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan social.
• Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
• Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
• Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan.
• Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan social yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
• Menikmati kesenangan dan kekeringan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.
Pengembangan domain psikomotor yang mencakup aspek kesegaran jasmani dan perkembangan perceptual motorik menegaskan bahwa upaya pendidikan jasmani langsung melalui gerak atau aktivitas jasmani sebagai perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik, dan sekaligus untuk tujuan yang bersifat pembentukan serta pembinaan keterangan itu sendiri. Dengan kata lain, dari aspek perilaku yang teramati, proses belajar itu tertuju pada dua hal yaitu (1) bealjar untuk bergerak atau menguasai keterampilan gerak, dan (2) belajar melalui gerak bermakna.
Kesegaran jasmani merupakan sebuah topic penting dan domain psikomotorik yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologic orga tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan sebagal aspeknya sebagai sebuah system (misalnya, sistem peredaran darah dan sistem pernafasan, sistem metabolisme, dll). Bila kesegaran jasmani itu ditekankan pada aspek kesehatan, maka disebut dalam istilah kesegaran jasmani berkaitan kesehatan, dan bila ditekankan pada penampilan performa gerak seperti untuk pencapaian prestasi dalam olahraga disebut kesegaran jasmani yang berkaitan dengan performa. Perbedaannya terutama pada komponen dari masing-masing. Kekuatan dan daya tahan merupakan elemen pokok kesegaran jasmani berkaitan dengan kesehatan, sementara elemen pokok kesegaran jasmani berkaitan dengan performa lebih kompleks. Kedua unsure pokok tadi dilengkapi dengan elemen lainnya yakni kecepatan, koordinasi, agilitas, dan fleksibilitas.
Perkembangan perceptual motorik terjadi melalui proses kemampuan seseorang untuk menerima rangsang dari luar dan rangsang itu kemudian dioleh dan diprogramkan semapai kemudian tercipta respons berupa aksi yang selaras dengan rangsang. Dampak langsung dari aktivitas jasmani yang merangsang kemampuan dan kecepatan proses persepsi dan aksi itu adalah perkembangan kepekaan sistem saraf.
Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta kegiatan pengisi waktu luang, sama halnya pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan.
Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsure kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuah yang perlu dikembangkan, namun lebih penting, diantaranya adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainnya seperti inteligensia emosional dan watak. Konsep diri menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang kelebihan dan kelebihannya. Konsep diri merupakan fundasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka setelah dewasa.
Intelegensia emosional mencakup beberapa sifat penting yakni pengembangan diri, kemampuan memotivasi diri, ketekunan, dan kemampuan untuk berempati. Pengembangan diri merupakan kualitas pribadi yang mampu menyelaraskan pertimbangan akan dan emosi (kata hati) yang menjadi sifat penting dalam kehidupan sosial dan pencapaian sukses hidup bermasyarakat tidak ada pekerjaan yang dapat mencapai hasil terbaik tanpa ketekunan seperti juga halnya tentang pentingnya kemampuan memotivasi diri, kemandirian untuk tidak selalu diawasi dalam penyelesaian tugas apapun. Kemampuan berempati merupakan kualitas pribadi yang mampu menempatkan diri di pihak orang lain. Karena itu, empati disebut juga sebagai kecerdasan hubungan sosial antar orang. “Sebelum mencubit orang lain, cubit dulu dirimu apakah sakit atau tidak, merupakan pepatah kearifan leluhur, yang jika diperas tidak lain adalah penekanan kemampuan berempati.
Dampak yang unik dari pendidikan jasmani adalah memberikan sumbangan kepada prestasi akademik. Sebagian ahli percaya, sumbangannya melalui perantaraan perkembangan konsep diri yang lebih positif. Sebagian lagi percaya, kemampuan akademis itu didukung oleh perkembangan perseptual motorik yang merangsang kecerdasan otak seseorang.
Ada 4 aspek yang membedakan antara Pendidikan Jasmani dengan Olahraga antara lain:
1. Tujuan Pendidikan Jasmani disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang menyangkut pengembangan seluruh pribadi anak didik, sedangkan tujuan Olahraga adalah mengacu pada prestasi unjuk laku motorik setinggi-tingginya untuk dapat memenangkan dalam pertandingan.
2. Isi Pembelajaran dalam pendidikan jasmani disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak didik, sedangkan pada olahraga isi pembelajaran atau isi latihan merupakan target yang harus dipenuhi.
3. Orientasi Pembelajaran pada pendidikan jasmani berpusat pada anak didik. Artinya anak didik yang belum mampu mencapai tujuan pada waktunya diberi kesempatan lagi, sedangkan pada olahraga atlet yang tidak dapat mencapai tujuan sesuai dengan target waktu dianggap tidak berbakat dan harus diganti dengan atlet lain.
4. Sifat kegiatan pendidikan jasmani pada pemanduan bakat yang dipakai untuk mengetahui entry behavior, sedangkan pada olahraga bertujuan untuk memilih atlet berbakat.
"Dasar-dasar Penjas"


0 komentar: